Resensi novel "Laut Pasang 1994"
Kisah Sekeluarga yang kehilangan seorang yang berharga dan semua nya berubah.
IDENTITAS BUKU
Judul : 'Laut Pasang 1994'
Penulis : LILPUDU
Tahun Terbit : 2023
Penerbit : Akad × Tekad
Jumlah Halaman : 320 halaman
SINOPSIS
Peristiwa yang menghancurkan seluruh kota dalam waktu singkat.
Tujuh raga paling menyedihkan menjadi saksi bagaimana gila nya gelombang pasang malam itu.
Malam terakhir penuh bintang, seindah senyuman ibu enam tahun silam.
"Apta! Esa! Pegang tangan Mas yang kenceng!"
Kalimat itu menjadi kalimat terakhir Khalid sebagai usahanya yang ternyata sia-sia. Semuanya terjadi begitu cepat, air laut naik kepermukaan lebih ganas dari dugaannya dan mampu memisahkan genggaman tangan mereka satu sama lain tanpa belas kasihan.
"Bagaimanapun takdirnya nanti, tujuh ya akan tetap tujuh. Ingat kata Si Mbah, kalau kita itu satu, satu jiwa yang terbagi di tujuh raga berbeda."
KELEBIHAN
Novel ini memberikan wawasan tentang tragedi nyata yang terjadi pada tahun 1994 di Banyuwangi, Jawa Timur, sehingga memperkaya pengetahuan sejarah pembaca.
Kisah ini mampu menguras emosi pembaca, membuat mereka merasakan penderitaan dan kehilangan yang dialami oleh karakter dalam cerita.
Rangkaian kalimat dan gaya penulisan dalam novel ini dinilai rapi dan mudah dimengerti, membantu pembaca untuk terhanyut dalam cerita.
Pengembangan karakter dalam novel ini dinilai sangat baik, dengan karakter-karakter yang kompleks dan relatable.
Novel ini menyampaikan banyak pesan moral, seperti pentingnya keluarga, kasih sayang, pengampunan, dan penyesalan.
KEKURANGAN
Beberapa pembaca merasa bahwa transisi antara alur maju dan mundur dalam cerita ini kurang mulus, sehingga memerlukan beberapa kali pembacaan untuk memahami peralihan tersebut.
Ada bagian-bagian tertentu dalam cerita yang dinilai membingungkan karena perpindahan alur yang tidak jelas.
Secara keseluruhan, Laut Pasang 1994 adalah novel yang mengharukan dan mendalam, meskipun memiliki beberapa kekurangan dalam hal alur cerita.
KESIMPULAN
"Laut Pasang 1994" karya Lilpudu mengisahkan sebuah keluarga di Banyuwangi yang terpecah oleh keburukan sang ayah dan kemudian dihantam oleh bencana tsunami. Ayah yang penuh penyesalan berusaha memperbaiki hubungan dengan anak-anaknya, tetapi tragedi alam mengubah segalanya. Pada akhirnya, hanya sang ayah dan dua anak yang selamat, menanggung kesedihan kehilangan anggota keluarga lainnya.
Nama : Clara Fransisca Marbun
kelas : X.12
Komentar
Posting Komentar